Kamis, 12 Maret 2015

Sejarah dan Perkembangan Akuntansi di Indonesia dan Internasional


A. Sejarah Akuntansi

Pada dasarnya akuntansi itu sama yaitu sarana bagi manajemen untuk mengkomunikasikan posisi keaungan, kinerja dan perubahan posisi keaungan kepada pihak yang berkepentingan. Akuntansi menyediakan informasi bagi pasar modal-pasar modal besar, baik domestik maupun internasional. Awalnya, akuntansi dimulai dengan sistem pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) di Italia pada abad ke 14 dan 15.
Lucalah orang yang pertama sekali mempublikasikan prinsip-prinsip dasar double accounting system dalam bukunya berjudul : Summa the arithmetica geometria proportioni et proportionalita di tahun 1494. Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa prinsip dasar double accounting system bukanlah ide murni Luca namun dia hanya merangkum praktek akuntansi yang berlangsung pada saat itu dan mempublikasikannya.
Paruh Pertama abad 20, seiring tumbuhnya kekuatan ekonomi Amerika Serikat, kerumitan masalah akuntansi muncul bersamaan. Kemudian Akuntansi diakui sebagai suatu disiplin ilmu akademik tersendiri. Setelah Perang Dunia II, pengaruh Akuntansi semakin terasa di Dunia Barat. Bagi banyak negara, akuntansi merupakan masalah nasional dengan standar dan praktik nasional yang melekat erat dengan hukum nasional dan aturan profesional.
Perkembangan Akuntansi
Tahun 1775  : pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry  maupun double entry.
Tahun 1800   : masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan dalam perusahaan.
Tahun 1825     : mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).
Tahun 1850   : laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang dianggap lebih penting.
Tahun 1900   : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.
Tahun 1925   : Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah. Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya“punch card record”.
Tahun 1950 s/d 1975 : Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan data. Lalu, sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP). Hingga Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.
Tahun 1975   : Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai dikenal. Dan Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.

B. Perkembangan Akuntansi di Indonesia
Akuntansi mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 1642. Akan tetapi bukii yang jelas terdapat pada pembukuan Amphioen Societeit yang berdiri di Jakarta sejak 1747. Selanjutnya akuntansi di Indonesia berkembang setelah UU Tanam Paksa dihapuskan pada tahun 1870. Hal ini mengakibatkan munculnya para pengusaha swasta Belanda yang menanamkan modalnya di Indonesia.
Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusur pada era penjajahan Belanda sekitar 17 (ADB 2003) atau sekitar tahun 1642 (Soemarso 1995). Jejak yang jelas berkaitan dengan praktik akuntansi di Indonesia dapat ditemui pada tahun 1747, yaitu praktik pembukuan yang dilaksanakan Amphioen Sociteyt yang berkedudukan di Jakarta (Soemarso 1995). Pada era ini Belanda mengenalkan sistem pembukuan berpasangan (double-entry bookkeeping) sebagaimana yang dikembangkan oleh Luca Pacioli. Perusahaan VOC milik Belanda-yang merupakan organisasi komersial utama selama masa penjajahan-memainkan peranan penting dalam praktik bisnis di Indonesia selama era ini (Diga dan Yunus 1997).
Pengiriman Van Schagen merupakan titik tolak berdirinya Jawatan Akuntan Negara-Government Accountant Dienst yang terbentuk pada tahun 1915 (Soermarso 1995). Akuntan publik yang pertama adalah Frese & Hogeweg yang mendirikan kantor  di Indonesia pada tahun 1918. Pendirian kantor ini diikuti kantor akuntan yang lain yaitu kantor akuntan H.Y.Voerens pada tahun 1920 dan pendirian Jawatan Akuntan Pajak-Belasting Accountant Dienst (Soemarso 1995).
Pada era penjajahan, tidak ada orang Indonesia yang bekerja sebagai akuntan publik. Orang Indonesa pertama yang bekerja di bidang akuntansi adalah JD Massie, yang diangkat sebagai pemegang buku pada Jawatan Akuntan Pajak pada tanggal 21 September 1929 (Soemarso 1995).
Kesempatan bagi akuntan lokal (Indonesia) mulai muncul pada tahun 1942-1945, dengan mundurnya Belanda dari Indonesia. Pada tahun 1947 hanya ada satu orang akuntan yang berbangsa Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari (Soermarso 1995). Praktik akuntansi model Belanda masih digunakan selama era setelah kemerdekaan (1950an). Pendidikan dan pelatihan akuntansi masih didominasi oleh sistem akuntansi model Belanda. Nasionalisasi atas perusahaan yang dimiliki Belanda dan pindahnya orang orang Belanda dari Indonesia pada tahun 1958 menyebabkan kelangkaan akuntan dan tenaga ahli (Diga dan Yunus 1997).

Rabu, 11 Maret 2015

SURVIVAL GUNUNG HUTAN – JUNGLE SURVIVAL


4.1      PENGERTIAN
Survival Berasal dari kata “Survive” yang artinya mampu mempertahankan hidup dan lolos dari kondisi yang tidak menentu.
Sedangkan “Jungle Survival” artinya suatu kondisi yang tidak menentu yang dihadapi seseorang / sekelompok pada daerah yang asing / terisolir di gunung / di hutan hingga kembali kepada keadaan normal.
Survivor :      Orang yang sedang melakukan kegiatan Survival, bisa perorangan ataupun kelompok
4.2      FILOSOFI
4.2.1     ENGLISH VERSION
a. Size Up The Situation
b. Undue Haste Makes Waste, Use All Your Senses
c. Remember  Where you are
d. Vanquish Fear And Panic
e. Improvise
f. Value Living
g. Act Like The Natives
h. Live By Your Wits, but for now Learn Basic Skills

4.2.2     VERSI INDONESIA
a. Sadarilah Sungguh-Sungguh Situasimu
b. Untung rugi ada pada diri sendiri
c. Rasa Takut dan Putus Asa Harus dihilangkan
d. Vacuum (jangan bergerak jauh)
e. Ingatlah Dimana Kau Berada
f. Viva (hargai hidup)
g. Adat Istiadat Setempat harus dihargai
h. Latihan membuahkan keterampilan
4.3      MASALAH YANG SERING DIHADAPI DALAM SURVIVAL
Problema atau masalah yang berpengaruh tergantung pada situasi yang dihadapi dan satu sama lain mempunyai hubungan sebab akibat. Masalah ini berasal dari 3 aspek, yaitu            :
a.    Aspek Psikologis yang merupakan masalah Mental
Contoh    : takut, cemas, terasing, panik, bosan, kesepian, tertekan, putus asa, dsb
b.    Aspek Fisiologis yang berkaitan dengan masalah Fisik
Contoh    : lapar, haus, lelah, ngantuk, dan sakit
c.    Aspek Lingkungan yang merupakan pengaruh luar yang menimpa survivor
Contoh    : panas, dingin, hujan, angin, badai, hewan berbahaya, medan yang berat, hutan yang lebat, dsb
Kemampuan setiap individu berbeda dalam menghadapi pengaruh tersebut. Seseorang yang biasa hidup dengan berbagai fasilitas yang memadai akan sulit menghadapinya apabila tidak pernah berlatih dan tidak ditunjang dengan pengetahuan dan keterampilan Survival.
4.4      TINDAKAN AWAL PADA SITUASI SURVIVAL
Tahap sebelum melakukan tindakan awal adalah : survivor menyadari kondisi yang sedang dialaminya, yaitu dimana survivor berada, sehingga tindakan yang diambil dapat berdasarkan kebutuhannya dan tidak melakukan hal yang tidak berguna.
4.4.1     TINDAKAN UMUM
Dalam menghadapi situasi yang sulit berusahalah untuk tenang, istirahatlah yang cukup, perhatikan kondisi tubuh dan ingat pedoman STOP. Pedoman ini sangatlah penting saat kita menghadapi keadaan yang sulit, contoh ; tersesat.
S =      Stop and seating
Berhenti Duduklah dan Jangan Panik.
T =      Thinking
Gunakan Akal Sehat dan Selalu Sadar Akan Keadaan          yang sedang dihadapi.
O =      Observe
Amati Keadaan Sekitar,
P =      Planning and Preparing
Buat Rencana dan Persiapan Mengenai Tindakan /   Usaha Yang Akan Dilakukan.
Masalah yang dihadapi seseroang akan lebih banyak dari berkelompok karena semua resiko yang akan terjadi hanya diadapi oleh satu orang saja. Jangan bertindak sendiri – sendiri jika survivor lebih dari satu orang. Adanya pembagian tugas dan kerjasama kelompok dapat meng-hemat waktu dan tenaga, demikian pula masalah psikologis akan lebih teratasi.
Tumbuhkan rasa kebersamaan berkelompok dan toleransi antar individu. Pilih salah seorang yang dianggap mampu untuk menjadi pemimpin dalam melakukan survival. Buatlah rencana dann ammbil keputusan berdasarkan musyawarah mufakat.
4.4.2     TINDAKAN KHUSUS
Adapun tindakan khusus sebelum menentukan untuk tetap tinggal di lokasi atau bergerak mencari jalan keluar, yaitu :
  1. Mengevaluasi kondisi tim, baik fisik, mental ataupun perbekalan.
  2. Mencari daerah terbuka dan menentukan posisi saat keadaan survival agar memudahkan tim SAR dalam melakukan pencarian dan dapat melakukan komunikasi lapangan.
  3. Mencari lokasi yang terdapat sumber air dan persediaan makanan.
  4. Menangani survivor yang menderita.
  5. Memanajemen ulang perjalanan, bila diperlukan.
  • Gaya / Metode Survival dibedakan menjadi 2, yaitu :
1)     SURVIVAL STATIS
  1. Rawat survivor yang menderita atau sakit.
  2. Membuat tempat berlindung yang aman dari cuaca buruk dan hewan yang berbahaya.
  3. Hemat persediaan makanan yang ada dan berusaha untuk mencari tambahan di sekitar lokasi.
  4. Siapkan dan buatlah tanda darat ke udara dengan piroteknik maupun dengan benda lainnya seperti smoke signal, flare, cermin, kain warna kontras, asap hasil membakar sampah dan sebagainya.
2)     SURVIVAL DINAMIS
  1. Siapkan bahan dan perlengkapan yang berguna dan dapat di bawa dalam perjalanan.
  2. Tentukan arah yang di tuju berdasarkan kompas, matahari, atau alat petunjuk lainnya.
  3. Tinggalkan pesan yang berisi jumlah survivor, kondisi fisik, perlengkapan dan barang bawaan lainnya, serta arah yang di tuju.
  4. Buatlah jejak yang jelas selama melakukan perjalanan.
  5. Ikuti punggungan gunung dan jangan mengikuti lembah atau sungai apabila berada di daerah pegunungan.
  6. Carilah makanan dan minuman sebelum persediaan yang dibawa habis.
  7. Cari dan buatlah tempat perlindungan atau bivak dan janganlah melakukan perjalanan malam.
  8. Buatlah perapian untuk memasak, menghangatkan tubuh dan untuk melindungi diri dari  serangga atau binatang berbahaya.
4.5       TEKNIS KEGIATAN
Kegiatan Survival tidak hanya dilakukan dengan dasar kemampuan Fisik dan Mental yang kuat, dalam Kegiatan Survival-pun ada teknis kebutuhan yang akan menunjang Kegiatan Survival yang akan kita lakukan. Teknis Kegiatan Survival yang akan dibahas dalam buku saku ini adalah Teknis Kegiatan Survival Gunung Hutan atau Jungle Survival.
4.5.1   MENENTUKAN ARAH DAN LINTASAN
Pada saat keadaan tersesat maka tindakan awal sebelum melakukan perjalanan adalah melakukan orientasi medan kemudian menentukan arah dan memilh lintasan yang aman sehingga tujuan untuk keluar dari kondisi survival dapat tercapai.
4.5.1.1      MENENTUKAN ARAH
  1. Berpedoman pada matahari, matahari selalu terbit di timur dan terbenam di barat.
  2. Berpedoman pada bintang, rasi bintang crux atau bintang alib, garis diagonalnya bila di tarik sampai ke kaki langit menunjukkan arah selatan.
  3. Berpedoman pada lumut di pohon, pada daerah terbuka cari sebuah pohon dan lihatlah lumut yang menempel pada pohon tersebut, lumut yang lebih tebal menunjukkan arah barat. Pedoma ini tidak berlaku pada derah lereng atau lembah pada hutan yang lebat.

4.5.1.2      MEMILIH LINTASAN
  • Melakukan perjalanan di hutan dataran rendah :
Tentukan arah yang di tuju. Hal ini di maksudkan untuk menghindari yang tidak menentu/berputar-putar di sekitar lokasi. Apabila menghadapi sungai yang besar dan sulit di sebrangi maka ikutilah aliran sungai tersebut sebagai pedoman untuk keluar dari daerah survival karena kemungkinan akan tentukan arah dan mengikuti punggungan gunung. Berjalanlah di lembah atau pada aliran sungai karena akan melewati perkampungan penduduk.
  • Melakukan perjalanan di pegunungan :
Sungai di pegunungan cukup curam dan kadang kala membentuk air terjun
  1. Pilih punggungan yang lebih besar untuk turun.
  2. Cari jalan teraman.
4.5.2     JEJAK
Pada kawasan hutan banyak di temui jejak yang merupakan tanda yang menunjukkan adanya manusia atau hewan. Bentuk jejak ini perlu diketahui agar dapat membedakan individu yang meintasi daerah tersebut. Jejak dapat pula sebagai penunjuk arah pergerakan survivor.
4.5.2.1      JEJAK HEWAN
Berupa telapak kaki, kotoran (faeces) dan sibakan tumbuhan dapat menunjukkan jenis hewan tersebut, ukuran tubuh, habitat, makanan dan pola tingkah laku. Sehingga dapat di ambil tindakan untuk membuat jerat atau menghindari hewan berbahaya.
4.5.2.2      JEJAK MANUSIA
Berupa telapak kaki, sepatu atau sendal, sibakan atau patahan tumbuhan, bekas bacokan pada pohon dan sampah. Dapat menunjukkan aktifitas seseorang sebagai pemburu, perambah hutan, penjelajah atau survivor.
4.5.2.3      MEMBUAT JEJAK
Usaha untuk survivor untuk keluar dari kondisi survival dalam melakukan pergerakan dapat membuat jajak yang jelas agar tim SAR mudah melacak. Jejak ini dapat di buat sesuai dengan alat atau barang yang di bawa atau tanpa alat sekalipun.
a.    Menggunakan Alat atau Barang
  1. Potongan tali yang di ikatkan pada pohon-pohon dengan jarak tertentu sesuai medan (string line).
  2. Tebasan dan bacokan golok atau pisau pada pohon.
  3. Sampah, potongan kain dan barang lai terutama yang berwarna menyolok di letakkan pada jarak tertentu sepanjang jalur yang di lewati.
b.    Tanpa Menggunakan Alat
  1. Menyiibakkan atau mematahkan tumbuhan.
  2. Mencabut dan meletakkan kembali tumbuhan semak yang berwarna menyolok.
  3. Menyusun batu dan ranting membentuk panah.
  4. Memperjelas jejak kaki atau sepatu pada tanah gambut.


4.5.3     MENCARI AIR
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Dalam keadaan survival penggunaan air harus di hemat dan jangan melakukan tindakan yang tidak perlu karena kebutuhan air akan meningkat. Rata-rata dalam 1 hari manusia kehilangan 2-3 liter air dalam tubuh bahkan jika sedang istirahat manusia akan kehilangan 1 liter air dari tubuhnya. Seseorang tidak mendapatkan air sama sekali dalam waktu 3 hari maka ia akan terancam kematian. Ketersediaan air di hutan cukup banyak dan dapat di perboehkan dari berbagai sumber. Berdasarkan sumbernya air yang diperoleh perlu di proses terlebih dahulu, adapula yang langsung dapat di minum.
A.  Cara mendapatkan air
  1. Di lembah (sungai).
  2. Gali tanah dibawah pohon besar.
  3. Mengikuti binatang mamalia (ke sungai).
  4. Embun.
  5. Pohon yang mengandung air (pisang, kantong semar, bambu, rotan, akar gantung).
  6. Penguapan daun dan tanah.
B. Air yang tidak perlu dimurnikan (dapat diminum langsung)
  1. Mata air.
  2. Air sungai yang mengalir.
  3. Air hujan.
  4. Air embun.
  5. Air tidak berbau.
  6. Air tidak berwarna.
  7. Air dari tumbuhan beruas-ruas.
  8. Air dari tumbuhan merambat.
C. Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu (tidak dapat diminum langsung)
  1. Air dari sungai yang besar.
  2. Air yang tergenang.
  3. Air dari perasan lumut.
  4. Air didaerah berbatu/berkapur.
  5. Air dari batang pohon pisang.
  6. Air laut.
  7. Air yang berbau tidak sedap.
D. Menghemat penggunaan air
  1. Banyak beristirahat / bergerak dengan rileks
  2. Jangan merokok
  3. Beristirahat ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
  4. Jangan makan, makanlah sedikit mungkin
  5. Jangan minum alkohol
  6. Jangan banyak berbicara, bernafaslah melalui hidung
Air dapat diperoleh dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang sehingga yang tersisa tinggal bawahnya (bongkahnya) lalu buat lubang ditengahnya maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan. *air harus dimurnikan terlebih dahulu.
4.5.4     BIVAK
Kondisi yang dihadapi survivor di saat tidak melakukan perjalanan tergantung dari kondisi lingkungan di lokasi tersebut. Mencari atau membuat tempat berlindung sangat di perlukan untuk  menghadapi pengaruh cuaca, hewan berbahaya atau kondisi medan sehingga kebutuhan istirahat dapat terpenuhi secara aman dan nyaman. Membuat tempat berindung / bivak harus disesuaikan dengan jumlah survivor pada lokasi tersebut.
Bahan untuk membuat bivac/bivoac/bivak di bagi menjadi 2 bagian, yaitu sebagai berikut         :
4.5.4.1      BIVAK ALAM
  1. Pohon yang utuh maupun yang tumbang
  2. Dedaunan
  3. Gua
  4. Lubang Tanah
  5. Cerukan tebing
  6. Dan Lainnya
4.5.4.2      BIVAK BUATAN
  1. Poncho
  2. Plastik
  3. Jas Hujan
  4. Flysheet
  5. Hammock
  6. Dan Lainnya
Berbagai bentuk, macam dan cara membuat bivac tergantung daripada selera dan kreatifitas masing-masing, keadaan alam dan lingkungan, jumlah orang dan bahan yang ada untuk membuatnya.
Pergerakan malam di hutan sangat berbahaya, cari dan buatlah tempat berlindung sebelum matahari terbenam.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat bivac adalah sebagai berikut :
  1. Pilih lokasi yang baik (usahakan ditempat yang datar)
  2. Jangan terlalu merusak alam sekitar.
  3. Cukup dekat dengan sumber air
  4. Hindari daerah aliran air dan buatlah parit disekeliling bivak
  5. Bukan pada jalur lintasan binatang buas atau sarang nyamuk/serangga
  6. Tidak berada dibawah pohon yang solitaire, tebing, atau benda yang berkemungkinan roboh (rapuh) Memiliki rangka dan kontruksi (bahan) yang kuat
  7. Bivac jangan sampai bocor
  8. Tidak tergenang air bila hujan
  9. Terlindung langsung dari angin
Dalam pembuatan bivak dibutuhkan kerjasama kelompok, buatlah bentuk yang sederhana sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga. Lantai bivak sebaiknya di beri alas dengan daun-daun kering, atau dengan alat yang di bawa agar tubuh tidak kehilangan panas akibat kontak langsung dengan tanah.
Apabila memilih gua, kita harus bisa memastikan bahwa tempat ini bukan persembunyian satwa. Gua yang akan ditinggali juga tak boleh mengandung racun. Cara klasik untuk mengetahui ada tidaknya racun adalah dengan memakai obor. Kalau obor tetap menyala dalam gua tadi artinya tak ada racun atau gas berbahaya di sekitarnya.
4.5.5     PERAPIAN
Api sangat berguna dalam Kegiatan Survival, dengan adanya api sedikit banyak membawa ketenangan bagi moral petualang itu sendiri, adapun manfaat dari perapian antara lain adalah sebagai berikut ;
  1. Menjauhkan binatang buas
  2. Sebagai penghangat badan
  3. Memasak
  4. Penerangan
  5. Membuat sinyal darurat
  6. Dan lainnya
Untuk membuat perapian di butuhkan tiga unsur, yaitu :
4.5.5.1      BAHAN BAKAR
Kayu kering dan tidak bergabus sangat baik untuk membuat perapian, kumpulkan ranting dan kayu kemudian potong dan di belah. Jika hanya menemukan kayu lembab, maka buanglah kulitnya dan iris tipis membentuk serpihan. Susunlah kayu bakar dari mulai ukuran yang terkecil hingga ukuran yang besar.
Getah damar yang mengandung terpentin dapat di gunakan sebagai bahan bakar pemicu demikian pula jika ada lilin, parafin, kain atau bahan lainnya yang mudah terbakar.
4.5.5.2      UDARA
Dalam proses pembakaran membutuhkan udara, maka susunan kayunya jangan terlalu rapat agar sirkulasi cukup. Sususnan ini dapat membentuk piramida atau kerucut.
4.5.5.3      SUMBER PANAS
  1. Berasal dari korek api.
  2. Sinar matahari yang di fokuskan melalui lensa cembung atau kaca pembesar.
  3. Gesekan bambu dengan bambu.
  4. Gesekan busur dengan gurdi.
  5. Benturan golok atau pisau baja pada batu.
  6. Dari alat lain, seperti batu pemantik tau fire starter yang ada pada survival kit.
Membuat perapian membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Tentukan lokasi perapian yang aman dan perhatikan arah angin sehingga asap yang di timbulkan tidak mengganggu. Hematlah korek api karena membuat perapian tanpa korek api sangatlah sulit. Jagalah api yang sedang menyala dan matikan apabila akan meninggalkan lokasi.
4.5.6     MAKANAN
Manusia membutuhkan makanan untuk kelangsungan metabolisme dalam tubuh, kebutuhan makanan ini bersumber dari tumbuhan atau hewan. Ketersediaan makanan sangat tergantung pada kondisi lingkungan dan kemampuan untuk memanfaatkan jenis tumbuhan dan hewan dalam keadaan survival. Dalam pengusahaan dan pengaturan makanan yang perlu di perhatikan adalah fungsi untuk tubuh. Makanan yang baik adalah makanan yang banyak mengandung karbohidrat, hindarilah makanan yang kering, banyak pati, banyak bumbu dan daging apabila persediaan air terbatas.
Seorang Survivor bisa bertahan cukup lama tanpa makanan maksimal sekitar 2-3 minggu, hal ini jika dibandingkan dengan tidak ada air sama sekali. Meskipun tidak melakukan kegiatan apapun, dalam 1 jam tubuh kita membutuhkan 70 kalori untuk menjaga metabolisme tubuh, dalam 24 jam = 1680 kalori. Untuk sekedar mengganjal perut selama dalam perjalanan seorang Survivor bisa makan tumbuhan/makanan apa saja, selama tumbuhan/makanan tersebut aman untuk dikonsumsi.
Dari macam-macam makanan dikategorikan menjadi 3, yaitu lemak, protein dan karbohidrat, dimana 1 gr karbohidrat = 4 kal, 1 gr protein = 4 kal, dan 1 gr lemak = 9 kal.
Untuk memanfaatkan bahan yang tersedia kita perlu Memasak agar bahan makanan baik itu dari hewan ataupun tumbuhan dapat kita makan tanpa menyebabkan keracunan. Jadi bahan makanan yang tersedia di alam (natural food) bisa dimanfaatkan secara maksimal.
  • Tujuan Memasak :
  1. Sterilisasi bahan makanan
  2. Membuat bahan makanan mudah dimakan dan dicerna
  3. Menambah kenikmatan rasa
Pertolongan pertama untuk keracunan akibat makanan bisa menggunakan air garam, minyak kelapa, dan susu.

4.6      BOTANI DAN ZOOLOGI PRAKTIS
Keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan di Indonesia sehingga pengenalan dan pemilihan jenis yang dapat di makan dan sebagai obat perlu di ketahui, sebab ada beberapa jenis tumbuhan yang beracun dan ada beberapa jenis hewan yang berbisa sehingga kesalahan memilih dapat berakibat fatal. Demikian pula apabila memakan satu jenis tumbuhan atau hewan, tidak semua bagian dapat di makan selain rasa dan kandungan nutrisi, tetapi adapula bagian dari tumbuhan atau hewan tertentu yang mengandung racun.
4.6.1    BOTANI PRAKTIS
4.6.1.1      MENCARI MAKANAN DAN TES TERHADAP TUMBUHAN BARU
Bagian yang dapat dimakan dan memberikan cukup energy adalah umbi, umbi batang dan umbi akar, buah biji dan daun.
A.   Ciri-ciri tumbuhan yang dapat dimakan
1.  Bagian tumbuhan yang masih muda (Pucuk/Tunas) Tumbuhan yang tidak mengandung getah Tumbuhan yang tidak berbau
2.  Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap
3.  Tumbuhan yang dimakan oleh hewan mamalia
B.   Langkah-langkah yang perlu dilakukan apabila akan memakan tumbuhan
1.         Makan tumbuhan yang sudah dikenal
2.         Makan tumbuhan jangan satu jenis tumbuhan saja
3.  Perhatikan apakah hewan sekitarnya dapat memakan tumbuhan tersebut atau tidak
4.  Hindari dan berhati-hatilah pada tumbuhan atau buah-buahan yang berwarna mencolok
5.  Hindari tumbuhan yang mengeluarkan getah berwarna putih/getah seperti sabun
6.  Hindari tumbuhan yang rasanya tidak enak (Pahit dan Asam)
7.         Hindari tumbuhan yang solitaire (berdiri sendiri)
8.  Hindari tumbuhan yang daun atau batangnya berduri dan berbulu
9.  Tumbuhan yang akan dimakan dicoba dulu dengan mengoleskan pada tangan atau dicicipi terlebih dahulu dengan dioleskan pada bibir dan lidah, tunggu minimal 5 menit kemudian apabila terasa gatal dan menyengat, sebaiknya tumbuhan tersebut jangan dimakan
10.      Apabila pemeriksaan atau pengenalan awal dirasa cukup aman, maka cicipi dulu setiap bahan makanan yang didapat sedikit demi sedikit.
11.      Berhati-hatilah terhadap biji-bijian yang berwarna merah/merah tua.
12.      Tunggu 5 jam setelah mengkonsumsi tumbuhan yang baru dikenal, jangan makan dan minum yang lain.
4.6.1.2      JENIS TUMBUHAN YANG DAPAT DI MAKAN
  1. a.  Umbi talas (colocasia sp), rumput teki (cyperus rotundus) uwi atau gadung (dioscorea hispida) dan ganyong (canna hibrida).
  2. b.  Buah senggani atau harendong (melastoma polyantum), arbei hutan (rubus sp), markisa atau konyal (passiflora quadrangularis) dan ceplukan (physalis angulata).
  3. c.  Biji muda sengon (albijia laphonta) dan kaliandra (caliandra cathartica).
  4. d.  Daun muda pakutiang (alsophila glauca), rasamala (altingea excesa), selada air (nasturtium officinale), pohpohan atau banyon (pilea melastomoides), sintrong (ghynura arrantiaca) dan antanan atau gagan atau kaki kuda (centela aciatica), daun muda cantigi (vaccinnum variangiae folium).
  5. e.  Umbut pakutiang, batang muda ketebon (genostegia hirta), umbut palem hutan (fam ; palmae), batang daun begonia (begonia sp), rebung bambu (bambosa sp)
  6. f.    Bunga honje dan kecombrang (nicolaria sp) dan bunga turi (sesbania glandiflora), pisang hutan (musa sp) yang dapat dimakan : buah, jantung, batang bagian dalam dan bongkol pisang muda.
  7. g.  Jenis jamur hutan yang dapat dimakan dan mengandung protein tinggi yaitu : jamur kuping (airucularia judae) dan jamur hitam (pleuretus ostratus). Hati-hatilah jika memakan jamur, karena ban.
  8. h.  Jenis jamur hutan yang dapat dimakan dan mengandung protein tinggi yaitu : jamur kuping (airucularia judae) dan jamur hitam (pleuretus ostratus). Hati-hatilah jika memakan jamur, karena banyak yang beracun dan bila tidak mengenal lebih baik dihindari.
4.6.1.3      MANFAAT LAIN TUMBUHAN HUTAN
Dalam keadaan survival dimana seseorang dihadapkan pada kondisi sulit, dapat memanfatkan tumbuhan selain untuk makanan dapat pula sebagai obat, bahan bakar, untuk membuat tempat berlindung dan tempat mencari air.
A.    Dapat Dimakan Atau Diminum
  1. Brotowali (Anamitra Cocculus), tumbuhannya merayap, terdapat dihutan, dikampung. Batangnya direbus, rasanya pahit.
Digunakan untuk anti demam, anti malaria, pembersih luka dan bisa juga digunakan untuk penambah nafsu makan.
  1. Keji Beling/Ngokilo (strobilateses), tumbuhan semak yang bisa dijumpai di hutan. Daunnya dimasak untuk obat sakit pinggang dan infeksi/keracunan pada pencernaan.
  2. Sembung/Sembung Manis (Blumen Balsmifira), jenis rumput-rumputan yang bisa dijumpai di padang rumput yang banyak anginnya. Daunnya diseduh dengan air panas, digunakan untuk sakit panas (demam) dan sakit perut.
  3. Lumut hati (marchantia polymorpha), bisa dimakan dapat sebagai obat hepatitis (penyakit hati).
  4. Antanan atau gagan atau kaki kuda, daunnya bisa dimakan atau dilalap. Sebagai obat sakit perut, batuk, asma dan sariawan.
  5. Kaliandra daun dan biji mudanya sebagai obat sariawan.
  6. Sembung manis (blumea balsmifera), jenis tumbuhan herba yang daunnya dapat digunakan sakit panas dan sakit perut.
B.   Tumbuhan Obat Untuk Luka Luar
1.    Getah Pohon Kamboja, untuk menghilangkan Bengkak. Gosok getah pada bagian tubuh yang bengkak biarkan 24 jam kemudian bersihkan dengan minyak kelapa lalu air hangat, bisa juga untuk terkilir.
2.    Air rebusan Brotowali untuk mencuci luka, juga air Batang Randu (Kapuk Hutan).
3.    Daun Sambiloto ditumbuk halus untuk anti sengatan kalajengking.
4.    Kiurat (plantago major), daunnya untuk obat luar seperti luka dan salah urat (keseleo).
5.    Nampong (leonitis nepetifolia), daunnya dihaluskan untuk obat luka.
6.    Getah kamboja (plumuiera alba), untuk menghilangkan bengkak.
Masih banyak lagi tumbuhan obat yang berasal dari hutan tetapi untuk penggunaannya harus dicampur dan diolah bersama jenis tumbuhan lainnya sehingga menjadi jamu untuk mengobati sakit tertentu.
C.     Tumbuhan Beracun
Beberapa jenis tumbuhan yang berpengaruh buruk terhadap manusia jika dimakan maupun melalui kontak langsung dengan kulit. Jenis tumbuhan ini kebanyakan mempunyai karakteristik tersendiri terlihat dari bentuk morfologis maupun anatominya seperti warna yang menyolok, berduri, tumbuh menyendiri tanpa jenis tumbuhan lain didekatnya dan mengandung getah alkohol yang bersifat racun.
Jenis tumbuhan yang berbahaya bila kontak langsung degan kulit, antara lain          :
  1. 1.  Rengas atau ingas (gluta renghas), getahnya dapat menimbulkan iritasi kulit dan dapat merusak jaringan.
  2. 2.  Kemadu atau pulus (laportanea stimulans), bulu daunnya bila tersentuh menyebabkan gatal dan panas.
  3. 3.  Rarawean atau raweh (mucuna pruirens), kelopak polongnya mempunyai rambut yang membuat kulit gatal.
  4. 4.  Aren, buah aren mentah dapat menyebabkan gatal
  5. 5.  Getah Pohon Paku putih dapat menyebabkan kebutaan
  6. 6.  Getah Jambu Monyet menyebabkan gatal-gatal
Jenis tumbuhan yang beracun bila dimakan, antara lain      :          
  1. Jarak (jatropha curcas), racun pada bijinya menyebabkan muntah, buang air besar dan kepala pusing.
  2. Pangi atau picung (pangium edule), seluruh pohon mengandung asam yang sangat beracun.
  3. Kecubung (datura metel), daun dan bunganya mengandung atropin yang menyebabkan halusinasi.
  4. Jamur amannita verna, mengandung muskarin yang dapat mematikan hewan maupun manusia.
  5. Jamur pcilocybe ap, mengandung philosibin yang menyebabkan halusinasi
  6. Jamur jenis lain yang mengandung racun, amannita muscaria, corprinus sp, hygroporus miniatus, gomphus bonari, migrolossum rufum.
“ UNTUK JAMUR YANG TIDAK DIKENAL, KITA ANGGAP SEMUA JAMUR ITU BERACUN “
D.      Tumbuhan Berguna Lainnya
1.  Tumbuhan penyimpan air : Palm, Bambu, Rotan (calamus sp) dan tali air atau liana, yang biasa menggantung dari pohon kepohon.
2.  Untuk Bahan Bakar : kayu dan ranting kering, getah damar (agates damara) dan getah pinus (pinus mercusi) yang mengandung Terpentin.
3.  Untuk membuat atap bivak : daun anggrek tanah atau cangkok (carculigo capitulata), daun honje, daun pisang, daun pandan hutan (pandanus furcatus), daun palem hutan, daun aren (arenga pinnata) dan daun paku sarang burung (asplenium nidus) yang biasa menempel pada pohon besar.
4.  Indikator air bersih : Tespong, Selada Air
5.  Pengusir ular dan serangga : Kayu Lemo
4.6.2    ZOOLOGI PRAKTIS
Hewan memiliki tempat (habitat) yang beragam, semakin tinggi permukaan tanah maka jenis hewan yang ada akan semakin sedikit. Jika tersesat di gunung dan ingin mencari makanan (hewan) kemungkinan terbesar menemukan hewan bukanlah ke arah puncak gunung melainkan arah kaki gunung.
Sama halnya dengan prilaku setiap jenis hewan, ada beberapa waktu perubahan prilaku hewan yang bisa kita manfaatkan untuk menangkap hewan tersebut diantaranya adalah saat musim kawin, hewan-hewan biasanya kurang peka terhadap sekelilingnya. Saat seperti inilah waktu yang baik untuk menangkap hewan tersebut.
Adapun waktu perubahan prilaku hewan yang berbahaya bagi kita diantaranya bertelur, saat ular telah berganti kulit atau saat menjaga telurnya. Pada saat seperti ini hewan biasanya akan bertambah ganas.
Yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan makanan yang bersumber dari hewan yaitu        :
  1. Jenis hewan tersebut
  2. Tempat hidup atau habitatnya
  3. Ukuran tubuhnya
  4. Makanannya
  5. Pola tingkah laku hewan tersebut
Banyak jenis hewan yang dapat dijadikan bahan makanan dalam keadaan survival, tetapi karena sifat hewan yang mobile, maka cara mendapatkannya lebih sulit dibandingkan dengan tumbuhan. Situasi dan kondisi lingkungan juga mempengaruhi sifat dan tingkah laku hewan tersebut. Ada hewan yang keluar dari tempat persembunyiannya dan mencari makan pada malam hari (nocturnal), sehingga siang hari sulit ditemukan, ada pula yang keluar siang hari saja (diurnal).
Hampir semua jenis hewan tersebut dapat dimakan tetapi dalam menangkap hewan tersebut harus berhati-hati karena ada beberapa jenis yang berbahaya dan berbisa dan diperlukan keterampilan untuk menangkap atau menjerat hewaan tersebut.
Untuk mengetahui jenis, ukuran tubuh dan populasi hewan pada suatu daerah, selain dengan melihat langsung tetapi juga dengan memperhatikan faeces (kotoran) dan jejak kaki hewan tersebut.
4.6.2.1      BINATANG BERBAHAYA
Beberapa jenis hewan dapat menimbulkan bahaya bagi manusia salah satu sebabnya adalah karena merasa terganggu dan dengan alat pembelaan dirinya maka hewan tersebut menyerang. Ada pula jenis hewan terutama hewan penghisap darah dan karnivora besar yang memanfaatkan kehadiran manusia sebagai sumber makanannya. Adapun beberapa contoh Binatang yang berbahaya dan berbisa antara lain:
  1. 1.      Nyamuk (anopheles sp) merupakan vektor dari bakteri plasmodium malariae.
  2. 2.      Agas. Sejenis nyamuk yang hidupnya bergerombol di hutan atau rawa. Hewan ini menyebabkan gatal dan panas.
  3. 3.      Semut api. Hewan ini hidupnya di atas permukaan tanah merayap diantara gugusan daun. Gigitannya menyebabkan panas dan perih pada kuit.
  4. 4.      Harimau (panthera tigris) dan Macan Kumbang (panthera pardus).
  5. 5.      Lalat dayak / lalat kerbau (besarnya 2 kali lalat biasa) terdapat dihutan Kalimantan, Sulawesi,  Irian  Jaya.  Bekas  gigitannya  bengkak  dan  gatal,  bisa  menyebabkan infeksi.
  6. 6.      Tawon atau Lebah (apis sp), sengatannya beracun, dalam jumlah besar/banyak dapat mematikan.
  7. 7.      Kelabang (centripoda) dan  Kalajengking (heterometrus yaneus). Bekas sengatannya sakit, bengkak. Untuk mengurangi rasa sakit dapat dengan ammonia, tembakau dan sambiloto.
  8. 8.      Pacet (haemadipsa zeylania) dan lintah (hirudinuria). Menghisap darah, untuk melepaskannya siram dengan air tembakau. Keduanya mempunyai zat anti beku darah (anti koagulan)
  9. 9.      Buaya (crocodillus porosus). Terdapat di muara sungai dan rawa.
  10. 10.   Ular berbisa : ular Hijjau, ular bakau, ular tanah, ular sendok/kobra, ular belang dll. Umumnya jenis ular berbisa dapat diketahui dengan melihat bentuk kepala (segi tiga), leher relatif kecil, terdapat lekukan antara mata dan hidung, mempunyai gigi bisa.
ü Beberapa cara untuk mengidentifikasi ular      :
  1. 1.  Tidak semua ular berbisa kepalanya berbentuk segitiga, tetapi ular yang kepala segitiga adalah ular berbisa.
Sisik bawah cloaca ular berbisa membentuk lempengan tunggal, sedangkan pada ular tak berbisa membentuk lempengan membelah.
  1. 2.  Pada bagian punggungnya berlunas sehingga membentuk garis punggung mulai dari belakang kepala sampai ekor.
  2. 3.  Mempunyai kelenjar dan gigi bisa pada bagian kepala.
Gigitan ular berbisa dapat berakibat fatal dan dapat menyebabkan kematian. Hindarilah jika menjumpai ular berbisa, apabila terpaksa untuk memanfaatkan ular berbisa sebagai bahan makanan, maka langsung saja dibunuh dengan menggunakan alat dan jangan berusaha untuk menangkapnya. Hal ini untuk menjaga kemungkinan buruk akibat ular tersebut.
4.6.2.2      BINATANG YANG BERGUNA
  1. Mullusca. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah berbagai macam siput dan kerang (bivalvia). Siput umumnya hidup di semak dalam hutan, sedangkan kerang umumnya hidup di saluran-saluran air atau terbenam dalam lumpur.
  2. Annelida. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah cacing (pherentima sp). Cacing dapat diperoleh dengan cara menggali tanah atau di sarang burung pada batang pohon. Cacing yang mempunyai ukuran cukup besar adalah cacing sondari. Jika  akan dimanfaatkan, isi perut cacing dibersihkan dahulu.
  3. Insecta. Jenis serangga yang sering dimanfaatkan adalah jenis belalang karena ini mudah dijumpai didaerah berumput. Di beberapa tempat juga dijumpai ulat serangga yang mengandung protein cukup tinggi seperti ulat sagu dan ulat jati.
  4. Crustacea. Yang termasuk jenis ini adalah udang dan kepiting. Hewan ini dapat dijumpai pada aliran airyang mengalir di pegunungan, terutama daerah pinggiran sungai yang berbatu.
  5. Pisces. Sama halnya dengan udang, ikan juga sering dijumpai didaerah aliran air di pegunungan, sungai dan danau karena air merupakan habitat ikan.
  6. Amphibia. Banyak dijumpai didekat aliran air di hutan terutama pada malam hari karena katak bersifat nocturnal. Katak yang bisasa dimakan jenis (rana sp). Di hutan kalimantan, sumatera, sulawesi banyak ditemui jenis (rana macrodont) yang merupakan jenis katakterbesar yang bisa dimakan.
  7. Reptilia. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah ular, kadal, cicak, dan sebagainya. Di daerah hutan tertentu merupakan hunnian ular besar seperti ular sanca (phiton reticulates). Disamping berbahaya karena lilitannya yang kuat, ular sanca tidak berbisa dan dapat dimakan, tetapi bagian kepala dan isi perutnya harus dibuang karena pada bagian kepala terdapat kelenjar bisa.
  8. Mamalia. Yang termasuk kelompok ini adalah kelinci, rusa, tikus dan sebagainya. Untuk mendapatkan hewan ini cukup sulit karena geraknya lincah sehingga dibutuhkan jerat untuk menangkapnya.
  9. Aves (burung). Yang termasuk kelompok ini adalah ayam hutan (gallus gallus) yang dapat dijerat, sedangkan jenis burung lainnya lebih sulit didapat karena kemampuan terbangnya.
Hampir semua mamalia dan burung dapat dimakan dagingnya, Ular, kadal, kura-kura dapat dimakan. Lebah bisa diambil madu dan larvanya.
4.6.2.3      MENGATASI GANGGUAN BINATANG
  1. Nyamuk : Bunga kluwih yang dibakar, kulit jeruk, membakar kain kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk, oleskan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk
  2. Disengat Lebah : oleskan air bawang merah pada luka bekas sengatan berkali-kali, tempelkan tanah basah/liat diatas luka sengatan, jangan dipijit, tempelkan pecahan genting panas diatas luka, olesi dengan vetsin untuk mencegah pembengkakan
  3. Gigitan Lintah : Teteskan air tembakau, garam atau sari jeruk mentah pada lintahnya. Untuk membuang atau mengangkat lintah upayakan dengan patahan kayu hidup yang ada kambiumnya.
4.7      JERAT / TRAP
Jerat atau Trap ( jebakan ) akan sangat berguna untuk mendapatkan binatang yang akan dijadikan sebagai bahan makanan dalam keadaan Survival. Berikut ini adalah teknik yang dapat anda gunakan dalam berburu binatang ( lihat di Bab Gambar ), antara lain         :
  1. Mengikuti jejaknya ( bekas makan, kotoran, bau dan suara )
  2. Mengikuti jalur hewan
  3. Membuat trap ( jebakan ) di jalur hewan
  4. Kalau di gunung, di puncak tidak ada binatang.
4.8      SURVIVAL KITS
Agar Survivor tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan Survival, perlu dilengkapi alat-alat Survival yang memadai.
4.8.1     JUNGLE SURVIVAL KITS (PRO)
  1. 2 Buah Senjata Tajam *contoh ; Bayonet dan Parang
  2. Waterproof Matches (Korek Api Anti Air)
  3. Batu Api / Geretan
  4. Lilin atau Parafin
  5. Peralatan Navigasi Darat
  6. Poncho / Jas Hujan / Raincoat
  7. Jarum, Peniti, kancing, Benang dan jarumnya
  8. Benang Sol dengan Jarumnya
  9. Tali Temali
10. Kail dan Senar
11. Flash Light (Senter)
12. Peluit
13. Cermin Kecil
14. Obat Pribadi
15. Alat Kosmetik / Sunblock (Penangkal Panas)
16. Topi Rimba
17. Sarung Tangan
18. Tablet Garam, Norit
19. Kantung Plastik (Besar Maupun Kecil)
20. Kantung / Botol Tempat Air Atau Kondom
4.8.2     JUNGLE SURVIVAL KITS (MINI)
  1. Senjata Tajam *contoh ; Parang
  2. Korek Api
  3. Lilin dan Atau Parafin
  4. Peralatan Navigasi Darat
  5. Poncho / Jas Hujan / Raincoat
  6. Jarum, Peniti, kancing, Benang dan jarum
  7. Benang Sol dengan Jarumnya
  8. Mini Flash Light / Flash Light (Senter)
  9. Peluit
10. Obat Pribadi
11. Kantung / Botol Tempat Air Atau Kondom
* Benda yang ditulis dengan huruf tebal berarti benda tersebut sangat penting dalam Kegiatan Survival.
* Untuk Survival Kits hendaknya disesuaikan dengan lingkungan atau medan yang di tempuh agar kita bisa mengefisiensikan kegunaan atau kapasitas tempat dimana kita akan membawa Survival Kits tersebut.




















RASI BINTANG SEBAGAI PENUNJUK ARAH

A.       RASI BINTANG PARI : 
Rasi Bintang Pari/Crux – Arah Selatan

Rasi bintang yang bisa ditemukan dan bisa dilihat di langit adalah rasi bintang pari/crux. Rasi bintang ini berbentuk pari/layang-layang/salib dan bisa kita lihat pada langit malam dengan arah agak ke selatan. Rasi bintang ini terdiri dari empat bintang utama dan satu bintang bantu. Empat bintang utama membentuk layang-layang. Untuk mengetahui arah utaranya, perhatikan arah yang ditunjukan oleh posisi tiga buah bintang utama yang terdekat. Sedangkan satu utama yang terjauh menunjukan selatan. Yah, salah satu fungsi rasi bintang juga adalah sebagai petunjuk arah pada malam hari kalo tiba-tiba kita kehilangan arah. Pada setiap rasi bintang, ada satu bintang yang paling terang, dan biasanya dalam peta rasi bintang diberi simbol α.


B.   RASI BINTANG ORION/WALUKU
Rasi Bintang Orion/Pemburu – arah barat – petunjuk musim bercocok tanam
Rasi bintang kedua yang bisa ditemukan sendiri di langit, tentunya setelah liat peta rasi bintang adalah rasi bintang orion/pemburu. Rasi bintang ini dapat dilihat di langit sebelah barat. Tiga buah bintang di atas membentuk “kepala”, yang menunjukan arah utara. Dan arah yang ditunjukan “pedang” adalah menunjuk arah selatan. Dinamai Orion, yang artinya adalah pemburu, rasi bintang ini didedikasikan bagi Orion, putera Neptune, seorang pemburu terbaik di dunia. Orion ini mudah dikenali dengan adanya 3 bintang kembar yang berjajar membentuk sabuk Orion (Orion Belt). Satu lagi yang menarik bagi di rasi orion ini adalah adanya bintang Bellatrix dan Betelgeuse pada konstelasinya. Bellatrix identik dengan tokoh dalam Harry Potter, sedangkan Betelgeuse adalah salah satu judul film anak2 waktu dulu. Ternyata kedua nama itu adalah nama bintang, termasuk Sirius, Remus, Regulus, dan lain-lain dalam dunia perfilman. Selain sebagai petunjuk arah barat, rasi bintang orion / waluku ini dalam bahasa Indonesia sering dijadikan sebagai tanda bagi para petani jaman dulu untuk mulai menggarap sawah dan ladangnya.


C.       RASI BINTANG GREAT BEAR/BIDUK 
Rasi Bintang Biduk/Great Bear – arah utara
Rasi Bintang ketiga yang mungkin paling populer dan dapat dikenali, menjadi petunjuk arah utara adalah rasi bintang Biduk/Great Bear/Beruang besar yang menunjukkan arah utara. Bentuknya seperti gayung, dan terdiri dari 7 buah bintang, karena itu juga terkadang rasi bintang ini disebut sebagai konstelasi bintang tujuh. Keistimeawan bintang ini, sekalipun gugusan bintang lainnya berputar di langit pada malam hari, tetapi bintang kutub tetap berada di utara. Rasi bintang ini terlihat sepanjang tahun di langit utara.



D.       RASI BINTANG SCORPIO
Rasi Bintang Scorpio
Rasi bintang keempat yang bisa dikenali dan menjadi petunjuk arah adalah rasi bintang scorpio. Rasi bintang satu ini agak susah dicari, karena jumlah bintang yang membentuk konstelasinya cukup banyak. Rasi Scorpio ini menjadi petunjuk arah tenggara/timur langit. Dalam mitologi yunani kuno, Scorpio ini adalah utusan Apollo untuk membunuh sang Pemburu, Orion. Pada konstelasi ini juga terdapat bintang Antares, salah satu bintang paling terang yang pernah ditemukan.

Perlengkapan Dasar

Perlengkapan Dasar

A. Perlengkapan Jalan (untuk medan gunung hutan)

1.
Sepatu
  • Mempunyai kegunaan sesuai dengan kebutuhan perjalanan.
  • Sesuai dengan bentuk dan ukuran kaki
  • Harus kuat untuk pemakaian yang berat
Untuk medan gunung hutan diperlukan sepatu :
  • Melindungi telapak kaki sampai mata kaki
  • Kulit tebal, tidak mudah sobek
  • Lunak bagian dalam, masih memberikan ruang bagi gerak kaki
  • Keras bagian depannya, untuk melindungi jari kaki (tidak dianjurkan memakai sepatu pekerja tambang, yang bagian depan sepatu sangat keras karena dilapisi dengan besi, selain berat juga akan merusak jari kaki jika ada perubahan suhu)
  • Bentuk sol bawahnya harus dapat menggigit tanah ke segala arah dan cukup kuat.
  • Ada lubang ventilasi, yang bersekat halus sehingga air dan udara lewat untuk pernafasan kulit telapak kaki.
2. Kaus Kaki
Yang perlu diperhatikan : menyerap keringat.
Gunanya :
  • Melindungi kulit kaki dari pergesekan dengan kulit sepatu.
  • Menjaga agar kulit kita tetap dapat bernafas.
  • Menjaga agar kaki tetap hangat pada daerah yang dingin.
3. Celana Jalan
Yang perlu diperhatikan :
  • Kuat, lembut
  • Ringan
  • Tidak mengganggu gerakan kaki, jahitannya cukup longgar
  • Praktis
  • Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
  • Mudah kering, bila basah tidak menambah berat
    Bahan celana yang terbuat dari katun cukup baik, tidak terlalu tebal, tahan duri, mudah kering.
4. Baju Jalan
Yang perlu diperhatikan :
  • Melindungi tubuh dari kondisi seikitar
  • Kuat
  • Ringan
  • Tidak mengganggu pergerakan
  • Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
  • Praktis
  • Mudah kering
5. Topi Lapangan
Yang perlu diperhatikan :
  • Melindungi kepala dari kemungkinan akibat duri
  • Melindungi kepala dari hujan, terutama kepala bagian belakang.
  • Harus kuat dan tidak mudah robek, untuk medan gunung hutan dianjurkan memakai topi rimba atau semacam topi Jepang.
6. Sarung Lapangan
Yang perlu diperhatikan :
  • Sebaiknya terbuat dari kulit
  • Bentuknya sesuai dengan tangan kita
  • Tidak kaku, artinya tidak menghalangi gerakan tangan.
7. Ikat Pinggang
Pilihlah yang terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala yang tidak terlalu besar tetapi teguh. Selain menjaga agar celana tidak kendur, juga untuk meletakan alat-alat yang perlu cepat dijangkau seperti pisau pinggang, tempat air minum, tempat alat-alat P3K, dll.
8. Ransel / Carrier
  • Ringan, Sejauh mungkin tidak merupakan tambahan beban yang berlebihan, terbuat dari bahan yang water proof.
  • Kuat, harus mampu membawa beban dengan aman, berdaya tahan tinggi, tidak mudah robek, jahitannya tidak mudah lepas, zippernya cukup kokoh, dsb.
  • Nyaman dipakai, dianjurkan agar memakai ransel yang mempunyai rangka, agar berat beban merata dan seimbang. Selain itu juga membuat kenyamanan karena adanya ventilasi antara tubuh/punggung dengan ransel.
  • Praktis, kantung-kantung tambahan serta pembagian ruangan akan memudahkan untuk mengambil barang-barang tertentu.
9. Peralatan navigasi
- Kompas, peta, penggaris segitiga, busur derajat, pensil, dll.
10. Lampu Senter
  • Dengan bola lampu dan baterai cadangan
11. Peluit
12. Pisau
  • Pisau saku serbaguna (multi blade) seperti Victorinox
  • Pisau pinggang
  • Golok tebas
B. Peralatan Tidur
  • Satu set pakaian tidur
  • Kaus kaki untuk tidur
  • Sleeping bag
  • Matras
  • Tenda/ponco/flysheet untuk bivak

C. Perlengkapan Masak dan Makan
  • Alat-alat makan
  • Alat pembuat api (lilin, spirtus, dll)
  • Kantung air / tempat air
Menyusun Perlengkapan Kedalam Ransel/carrier (Packing)
Nyaman, efisien, selain secara langsung ditentukan oleh desain ransel, juga banyak dipengaruhi cara menyusun barang (packing) kedalam ransel.
  • Tempatkanlah barang-barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan. Barang-barang yang relatif lebih ringan (sleeping bag, pakaian tidur) ditempatkan dibagian bawah.
  • Letakkan barang yang sewaktu-waktu diperlukan diletakkan dibagian atas atau diletakkan dikantung-kantung luar ransel (ponco, P3K, kamera, dll).
  • Kelompokan barang-barang dan masukkan kedalam kantung-kantung plastik yang tidak tembus air, terutama pakaian tidur / cadangan, pakaian dalam, buku-buku, dll.

Perencanaan Perbekalan
Dalam perencanaan perjalanan, perencanaan perbekalan merupakan salah satu hal yang perlu mendapat perhatian khusus. Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
  1. Lamanya perjalanan yang akan dilakukan
  2. Aktifitas apa saja yang akan dilakukan
  3. Keadaaan medan yang akan dihadapi (terjal, sering hujan, dsb)
Sehubungan dengan keadaan diatas, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam merencanakan perjalanan:
a. Cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi gizi yang memadai.
b. Terlindung dari kerusakan, tahan lama, dan mudah menanganinya.
c. Sebaiknya makanan yang siap saji atau tidak perlu dimasak terlalu lama, irit air dan bahan bakar.
d. Ringan, mudah didapat
e. Murah

Untuk dapat merencanakan komposisi bahan makanan agar sesuai dengan syarat-syarat diatas, kita dapat mengkajinya dengan langkah-langkah berikut :
  1. Dengan informasi yang cukup lengkap, perkirakan kondisi medan, aktifitas tubuh yang perlukan, dan lamanya waktu. Perhitungkan jumlah kalori yang diperlukan.
  2. Susun daftar makanan yang memenuhi syarat diatas, kemudian kelompokan menurut komposisi dominan. Hidrat arang, ptotein, lemak, hitung masing-masing kalori totalnya (setelah siap dimakan).
  3. Perhitungan untuk vitamin dan mineral dapat dilakukan terakhir, dan apabila ada kekurangan dapat ditambah tablet vitamin dan mineral secukupnya.
Catatan :
Kandungan kalori :
hidrat arang
4 kal/gr

lemak
9 kal/gr

protein
4 kal/gr
Kalori paling cepat didapat dari :
1. Hidrat arang
2. lemak
3. protein
Kebutuhan kalori per 100 pounds berat badan (sekitar 45 kg)
1
Metabolisme basal

1100 kalori
2
Aktifitas tubuh :



  • Jalan Kaki
2 mil/jam
45 kal/jam


3 mil/jam
90 kal/jam


4 mil/jam
160 kal/jam

  • Memotong kayu/tebas

260 kal/jam

  • Makan

20 kal/jam

  • Duduk (diam)

20 kal/jam

  • Bongkar pasang ransel, buat camp

50 kal/jam

  • Menggigil

220 kal/jam
3
Aktifitas dinamis khusus

= 6 - 8 % dari 1 dan 2
4
Total kalori yang dibutuhkan

= 1 + 2 + 3

Jenis Bahan Makanan dan Macam Makanan
Sumber kalori dari hidrat arang tiap 100 gram
Beras giling
360 kal

Nasi
178 kal
Havermout
390 kal

Kentang
90 kal
Singkong
140 kal

Macaroni
363 kal
Maizena
343 kal

Roti
248 kal
Tape singkong
173 kal

Gaplek
363 kal
Biskuit
458 kal

Sagu
353 kal
Terigu
365 kal

Ubi
123 kal
Gula pasir
364 kal

Gula aren
368 kal
Madu
294 kal

Coklat pahit
504 kal
Coklat manis
472 kal

Coklat susu
381 kal
Sumber Protein (tiap 100 gram)
Tempe
119 kla
Kacang tanah rebus dengan kulit
360 kal
Telur ayam
162 kal
Telur bebek
189 kal
Sumber protein dan lemak (tiap 100 gram)
Corned
241 kal
Daging asap
191 kal
Dendeng
433 kal
Sardens
338 kal
Menu makanan satu hari :
Mie 1.5 gelas
335 kal
Susu kental manis ½ gelas
336 kal
Dodol ½ ons
200 kal
Coklat 1 ons
472 kal
Nasi 2 ons
360 kal
Roti 1 ons
248 kal
Biscuit 1 ons
458 kal
Corned ½ ons
120 kal
Dendeng 1 ons
433 kal


TOTAL
2962 kal
Perlengkapan Perorangan :
1. Carrier / Ransel
2. Matras
3. Rain coat / ponco
4. Sleeping Bag
5. Perlengkapan makan & minun
6. Baju hangat / jaket + baju ganti (cadangan)
7. Sepatu gunung + kaos kaki cadangan
8. Senter (Baterai + bohlam cadangan)
9. Kupluk + topi rimba, sarung tangan
10. Obat-obatan pribadi
11. Kompas, webbing, tali
12. Logistik
13. Lilin
14. Pisau serba-guna / Victorinox
Perlengkapan Team :
1. Tenda
2. Peralatan masak
3. P3K
4. Trash Bag
5.
Golok Tebas
Mendaki gunung adalah kegiatan yang dapat dilakukan oleh siapapun baik itu laki-laki, perempuan, anak-anak, orang tua dan manula sekalipun dapat melakukan kegiatan ini. Tentu saja kegiatan pendakian gunung perlu persiapan khusus, apalagi paradigma mendaki gunung memiliki adalah kita bermain di alam bebas, bermain di tempat yang tidak lazim ditinggali oleh manusia.
Dibawah ini ada beberapa tips buat para pendaki pemula dan pendaki berpengalaman sekalipun. kegiatan pendakian gunung tidak hanya terbatas pada kegiatan treking, summit, foto-foto di puncak, turun kembali ke basecamp. Tetapi ada suatu nilai yang dapat kita ambil maknanya seperti : menghayati paradigma kehidupan, maksudnya adalah dalam pendakian gunung pastinya kita ingin sampai ke puncak walaupun melewati berbagai macam cobaan seperti tanjakan yang berat, sifat egois, haus, lapar, ngantuk, kendala cuaca, cedera, beban berat dan sebagainya. Paradigma ini mirip dengan konsep kehidupan kita yang sebenarnya. Dalam kehidupan, kita ingin meraih puncak kehidupan seperti karir yang bagus, sekolah yang tinggi, prestasi yang gemilang. Tentu saja untuk meraih semua itu kita akan melewati hadangan dan cobaan. Dengan mendaki gunung, kita akan mengerti seperti ini lah mikro kehidupan kita di dunia nyata.
Selain itu, banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari mendaki gunung seperti menahan sifat egois, kerja sama tim, toleransi, tolong-menolong, melatih mental dan fisik dan melatih jiwa raga kita agar menjadi manusia yang mantab jasmani dan rohani.
Mendaki gunung merupakan salah satu hobi yang kian hari kian marak dan banyak digemari. Kegiatan pendakian gunung, sebagaimana kegiatan di alam bebas lainnya, selalu penuh petulangan yang menantang, bahkan terkadang ekstrim.
Karena hal itu, sebelum melakukan pendakian, setiap pendaki harus melakukan persiapan yang matang. Jangan sampai kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan pengalaman dan kepuasan diri ini berakibat yang merugikan buat diri pendaki dan alam. Tips-tips mendaki gunung buat pendaki pemula berikut mungkin sedikit membantu persiapan pendakian gunung tersebut.

TIPS PENDAKIAN UNTUK PEMULA

1. Perencanaan pendakian
Tips pertama adalah melakukan perencanaan pendakian dengan matang. Pemilihan lokasi, rute pendakian, kondisi cuaca, jumlah pendaki, jangka waktu, akan mempengaruhi perbekalan dan peralatan yang musti dipersiapkan. Jangan lupa untuk mendapatkan ijin resmi dari pihak-pihak terkait.

2. Mempersiapkan fisik dan mental
Tips selanjutnya adalah mempersiapkan fisik dan mental seperti dengan melakukan olah raga secara rutin agar badan tidak kaget saat melakukan pendakian.

3. Mempelajari dan harus mengetahui mengenai medan dan rute yang akan dilalui
Penguasaan medan dan rute merupakan sebuah hal yang sangat penting. Paling tidak dalam satu kelompok pendakian gunung musti ada lebih dari satu orang yang benar-benar telah menguasai medan dan mengatahui rute dan jalur pendakian.

4. Mempersiapkan perlengkapan yang efektif dan berdaya guna besar
Perlengkapan hendaknya disesuaikan dengan lokasi, rute, jangka waktu, jumlah pendaki dan kondisi cuaca. Namun beberapa peralatan yang sangat penting diantarany: tas khusus pendaki (carrier), sepatu trekking, jaket, jas hujan, matras, sleeping bag, baju ganti, alat penerangan seperti senter, korek api, tenda, kantong plastik, kompor dan peralatan masak mini, alat komunikasi, tempat air, dan peralatan survival dan obat-obatan.
Tips dalam memasukkan peralatan dalam carrier hendaknya dengan komposisi barang yang paling berat di posisi atas sedangkan barang yang lebih ringan di bagian bawah. Pengaturan ini berguna agar pada saat carrierl digunakan, beban terberat berada di pundak, bukan di pinggang agar kita tidak cepat lelah karena menahan beban yang berat akibat kesalahan packing.
Barang-barang bawaan sbelum dimasukkan tas dibungkus dahulu dengan menggunakan kantong plastik. Tips ini untuk mencegah barang menjadi basah (berfungsi sebagai lapisan anti air) atau tercampur dengan peralatan atau pakaian kotor dan basah yang telah dipergunakan.

5. Mengatur manajeman logistik dan bahan makanan yang mencukupi
Tips membawa makanan dalam mendaki gunung juga penting. Bawalah makanan yang ringan, ringkas namun cukup mengandung kalori. Juga bahan makanan yang cepat dimasak. Jangan membawa dan mengonsumsi minuman beralkohol karena meskipun hangat namun minuman beralkohol dapat memicu pecahnya kapiler darah karena terlalu cepatnya kapiler darah memuai dalam tubuh.

tips packing baca disini
6. Memperoleh izin dan melapor pada pos pendakian
Sebelum pendakian dilakukan musti melapor dan memperoleh izin dari pihak-pihak terkait terutama di pos pendakian. Di pos pendakian ini, isilah buku tamu dengan mencantumkan lama pendakian, alamat lengkap dan nomor telepon keluarga atau teman yang dapat dihubungi bila terjadi musibah di gunung. Setelah kembali (turun) dari mendaki gunung jangan lupa untuk melapor kembali ke Pos Pendakian.

7. Tidak merusak alam dan menjaga lingkungan sebaik-baiknya.
Menikmati keindahan alam tanpa merusak atau menyakiti alam tentu akan semakin indah. Karena itu selama pendakian hindari perbuatan-perbuatan yang dapat merusak keindahan dan keseimbangan alam seperti melakukan aksi coret-coret (vandalisme), menebang tumbuhan sembarangan, menangkap hewan, memetik bunga (seperti edelweiss), maupun membuang sampak non-organik
Sampah, terutama sampah plastik yang dihasilkan selama pendakian hendaknya dikumpulkan dalam kantong plastik dan dibawa turun gunung dan dibuang di tempat sampah di pos pendakian. Tips ini sesuai dengan semboyan yang biasanya dipegang oleh pencinta alam: jangan pernah meninggalkan apapun di gunung kecuali tapak kaki dan kenangan.
Jika selesai menyalakan api unggun, matikan hingga betul-betul padam termasuk bara apinya dengan menyiram air atau menutupnya dengan tanah. Juga ketika membuang putung rokok, matikan dulu bara apinya. Ini untuk menghindari terjadinya kebakaran hutan.
Dengan melakukan tips-tips mendaki gunung di atas, pendakian yang dilakukan meskipun oleh pemula dapat terlaksana sesuai harapan dan terhindarkan dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti tersesat ataupun terkena hipotermia. Karena pada prinsipnya, sebuah pendakian gunung bukanlah sekedar untuk mencapai puncak gunung belaka, namun juga musti mampu kembali pulang.
source : brahmahardhika